Jumat, 30 September 2011

" Linimas(s)a"

0 komentar
kemajuan zaman sangatlah pesat, bahkan didalam dunia mayapun kita bisa berkembang menjadi seseorang yang sukses. Internet yang suudah menjalar di Indonesia sekarang semakin hebat, jika kita menggunakannya secara benar.
menurut Onno W Purbo salah seoarang pakar IT indonesia dia mengungkapkan "Bangsa kita Indonesia memang ada 60000 desa dengan 220 juta penduduk di dalamnya, bicara mengenai sosial media bangsa kita sungguh luar biasa besar penggunanya. Dilihat dari pengguna ponsel saja ada sekitar 150 – 180 juta. Pengguna internet mencapai 45 juta pelanggan, di dalamnya termasuk pengguna Facebook sekitar 30,1 juta ( no. 2 di dunia ), untuk pengguna Twitter, kita ada sekitar 6,2 juta Tweeps, itu termasuk no 3 terbesar di Asia dengan aktivitas menggunakan Twitter kita paling tinggi, sekitar 20,8 % mengalahkan Brazil 20,5% dan Amerika 11,9 %. Jumlah blogger diperkirakan mencapai 2,7 juta"

karena sekarang Internet sedang naik daun di kancah masyarakat Indonesia, sehingga beberapa sineas muda Indonesia membuat sebuah film dokumenter tentang perkembangan internet dan penggunanya serta keberhasilan yang mereka raih melalui internet film tersebut disebut Linimas(s)a.Linimas(s)a adalah sebuah film dokumenter yang menceritakan aktivitas sosial media yang terjadi di Indonesia. Betapa sosial media mampu menjadi wadah untuk menyampaikan pesan dan mendorong terjadinya sebuah perubahan.



Blassius Haryadi (Harry Van Jogja).Seorang tukang becak yang berasal dari jogja, bedanya beliau dengan tukang becak yang lain adalah beliau mempunyai akun facebook yang membuat beliau terkenal juga di luar jogja. banyak turis asing yang sengaja datang ke jogja untuk bertemu dengan beliau dan menjadikan beliau sebagar tour guide mereka. mereka mengehatui tentang jogja melalui Blassius Haryadi, beliau mempromosikan jogja dengan mengunakan facebook dan sangat bermanfaat bagi dirinya dan negara.



Ia melulu didominasi oleh informasi mengenai hal-ihwal perkawinan anggota keluarga Kerajaan Inggris. Simaklah "Trendings" sambil termangu: #royalwedding; William & Kate; Westminster Abbey; Buckingham Palace. Untuk sementara, para remaja Indonesia, yang dikenal dengan sebutan 'abege', boleh lenyap sebentar dari daftar 'topik panas', yang kerap direbut-curi pada waktu-waktu tak terduga.

Agaknya, pengaruh pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton dalam ranah media sosial seperti Twitter serupa dengan daya gedor Barack Obama di jejaring sosial digital semasa masa kampanye kepresidenan di Amerika Serikat pada tahun 2008. Obama, yang pernah mengeluh karena perangkat BlackBerry miliknya dalam pengawasan negara, berhasil menyiasati teknologi Web 2.0, yang kini mendasari media sosial, demi merengkuh massa pada akar rumput.

Leslie Walker di About.com menulis bahwa sehari sebelum acara perkawinan berlangsung, halaman Facebook 'British Monarchy' mendapatkan 'jempol' 379.478 kali, yang memang masih jauh dari pendapatan Obama, yang mencatat 'penggemar' sebanyak 19,6 juta. Di Twitter sendiri, kicauan tentang persiapan pernikahan disampaikan langsung oleh akun resmi kediaman Pangeran William @ClarenceHouse. Akun ini memiliki pengikut sebanyak 50.042 sementara Obama dikuntit 7,5 juta pengguna.

Tak adil kiranya membandingkan Pangeran William dan Obama. Sang pangeran tak sedang berkampanye untuk apa pun. Namun, tetap saja, pernikahannya yang disambut gegap-gempita pada ranah media sosial patut disimak. Bahkan, Youtube kadung menyediakan ruang dengan kepala "The Royal Channel".

Ketertarikan warga dunia maya pada pasangan William dan Kate sesungguhnya telah meletup-letup sejak akhir tahun lalu. Hari ketika keduanya bertunangan pada bulan November 2010, ada beberapa catatan yang diungkap oleh laman Mashable.com.

Situs yang menajamkan pandang pada hal-ihwal media sosial itu merekam bahwa 43 persen kicauan bereaksi positif atas pertunangan itu; 41 persen menunjukkan netralitas; sementara 16 persen bicara negatif tentangnya. Di ranah blog, sekitar 32 persen narablog bereaksi positif atas acara itu dan 63 persen mengajukan pandangan netral. Dalam sehari, Google News mengotakkan 45 ribu berita mengenai acara itu dalam satu indeks.

Dan hari ini, Nielsen mencatat bahwa media di Amerika Serikat lebih banyak memberitakan tentang perkawinan William dan Kate. Namun, media sosial Inggris lebih ramai menularkan koceh tentang acara itu. Flickr, laman penyedia layanan penyimpan foto milik Yahoo!, mengundang pengguna mengunggah foto-foto acara pada album "People's Royal Wedding".

William dan Kate menikah tepat ketika bumi yang lelah direndam tinta mulai memasuki revolusi informasi lewat berbagai pencapaian di bidang teknologi informasi. Pihak keamanan setempat, menimbang hal demikian, tak ingin terlalu jauh merancang pengamanan pada ranah digital. Karenanya, para tamu di Westminster Abbey akan tetap dibiarkan mengirim pesan pendek dan menembakkan kicauan melalui Twitter. CBS News melaporkan bahwa sehari sebelum acara, dinas rahasia Inggris Scotland Yard dan Kepolisian London menolak melakukan pemblokiran sinyal selama acara pernikahan.

Dunia memang telah berubah. Pangeran di negeri 'nyata' pun pantas mendapatkan takhta di media sosial. (eh)



Justin Bieber menjadi sensasi di Amerika Serikat pada tahun 2009 setelah ditemukan oleh Scooter Braun melalui video kompetisi menyanyi lokal "Stratford Star" di Ontario yang dipublikasikan di YouTube oleh ibu Justin di tahun 2007, dimana Justin meraih peringkat kedua.Scooter Braun, seorang agen pencari bakat dan mantan Marketing Eksekutif perusahaan So So Def melihat video ini dan memutuskan untuk mempertemukan Justin Bieber dengan Usher untuk audisi. Singel pertamanya yang berjudul "One Time", diterbitkan secara serentak diseluruh dunia di tahun 2009, dan meduduki peringkat 30 besar di lebih dari 10 negara. Albumnya pertamanya "My World" (Duniaku) kemudian mengikuti pada 17 November 2009 dan menerima penghargaan platinum di Amerika Serikat, dan menjadi penyanyi pertama yang memiliki tujuh lagu dari album pertama yang keseluruhannya berhasil mendapat peringkat di Billboard Hot 100, sebuah daftar lagu-lagu terkemuka yang sedang digemari.
Kepopuleran Justin Bieber diseluruh dunia dalam waktu singkat dikenal sebagai "Bieber Fever" (Demam Bieber) dimana julukan ini diberikan pada penggemarnya dengan obsesi yang berlebihan terhadap Justin Bieber.Banyak artis yang mengalami "Demam Bieber" diantaranya Jennifer Love Hewitt, dan Beyonce diperingatkan agar hati-hati oleh suaminya Jay-Z, saat berfoto bersama Justin Bieber pada penghargaan Grammy ke 52.
Walaupun dikenal akan suaranya, namun penyanyi ini juga mampu memainkan keyboards, piano, gitar, drum dan bahkan trompet, yang keseluruhannya dipelajarinya sendiri.



Yang terakhir adalah kasus dari Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah. Para facebookers ini mewakili sebagian suara rakyat. Siapa sesungguhnya di balik ”gerakan” ini? ”Saya rakyat biasa yang marah dengan kemungkaran di negeri ini,” kata Usman Yasin, yang membuat dan menjadi pengelola ”Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Rianto”.
Usman Yasin adalah dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jambi yang juga mahasiswa program doktor di Institut Pertanian Bogor. Kamis siang itu dia baru saja mengikuti ujian doktoral. ”Saya menyalakan televisi untuk melepas lelah setelah ujian. Namun, saya justru melihat berita Pak Bibit dan Chandra ditahan. Hati saya tak tahan lagi dengan ulah lembaga penegak hukum. Saya pikir mereka sewenang-wenang,” katanya.Lalu, secara spontan, Usman Yasin pun membuat akun gerakan dukungan di jejaring sosial Facebook. ”Saya bukan anggota partai, juga bukan politisi. Saya juga tidak kenal dengan Pak Bibit dan Chandra, tetapi hati saya mengatakan mereka berani dan benar,” ujarnya lagi. Apa tak takut ditangkap karena mengkritik penguasa? ”Saya siap dipanggil. Tetapi, ini murni suara dari rakyat. Suara ini tidak bisa dibungkam,” kata Usman Yasin.Dalam pengantarnya di gerakan sejuta dukungan itu, Usman Yasin menulis, ”Bersalah atau tidak, kita yang berada di luar sistem mungkin merasa terganggu dengan kejadian demi kejadian yang menimpa Chandra dan Bibit. Bukan tidak mungkin kasus semacam ini seperti gunung es. Sesungguhnya mungkin banyak Chandra dan Bibit yang lain yang juga mengalami nasib sama.”
”Sebagai anak bangsa, kami mencintai KPK. Untuk itu mari kita dukung Chandra dan Bibit dalam grup ini. Kita namakan Gerakan Satu Juta Facebookers Dukung Chandra dan Bibit. Ayo kirim semua teman kita, kejar target 1.000.000 facebookers,” tulis Usman Yasin.



ini adalah salah satu contoh seseorang yang suksess melalui internet, sekarang melalui yaoutube, Briptu Norman Kamaru. karena keisengannya membuat video yang berbau india niatnya untuk menghibur temannya yang sedih tetapi tidak disangka videonya bisa sangat membludak dan menggegerkan rakyat Indonesia. sekarang sang briptu menjadi terkenal dan banyak tawaran di dunia entainment yang menghampirinya.

JAM

 

Labels

katthi Copyright 2009 Shoppaholic Designed by Ipietoon Image by Tadpole's Notez